Selasa, 04 September 2018

Kisah Inspiratif: #1 Jangan Takut dengan Mimpi yang Tinggi


Namanya David, ia adalah seorang anak desa yang sekarang sedang menjadi pembicaraan hangat di desanya. Ia baru saja mendapatkan beasiswa penuh di University of Tokyo Jepang. Tak disangka-sangka, kini anak desa yang sangat jauh dari pusat kota bisa bersekolah di Negeri Sakura. David dilahirkan pada 06 Agustus 1997 di pedalaman Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Barat. Desa tempat ia dilahirkan sangatlah jauh dari pusat kotanya, berjarak 160 km dari ibu kota kabupaten dan kurang lebih 499 km dari ibu kota provinsinya. Desa kelahiran David tidak pernah padam listriknya, karena memang tidak ada listrik disana. Nama Desanya adalah Longsong, desa ini dihuni oleh penduduk yang mayoritas sukunya adalah Suku Dayak Pedalaman.

Image source: www.kampungwallpaper.blogspot.com

Desa Longsong merupakan salah satu desa yang masuk dalam daftar desa tertinggal di kabupatennya, dikarenakan faktor kemiskinannya tinggi dan akses jalan menuju desa ini sangatlah terbatas, jalannya setapak berlobang-lobang, tidak ada akses mobil menuju desa ini. Tingkat kemiskinan yang tinggi ini mengakibatkan banyak dari anak-anak di desa ini putus sekolah dan memilih merantau menjadi seorang kuli. Berbeda dengan David yang memiliki semangat yang tinggi dengan mimpinya, ia sanggup merantau ke kota untuk melanjutkan pendidikannya. Setamat dari SD, David berpamitan dengan kedua orang tuanya untuk pergi merantau, mengejar dan meraih mimpi-mimpinya.

Di Kota, David akan tinggal bersama pamannya, yang merupakan seorang guru di sebuah SMP, SMP N 4 Adau. David adalah tipikal anak yang rajin dan semangat dalam mengerjakan sesuatu. Ia juga merupakan seorang pekerja keras, sama seperti kedua orang tuanya. Ayah dan ibu David merupakan seorang petani, pergi subuh dan pulang siang sudah menjadi kebiasaan mereka ketika menoreh kebun karet dan sambil berladang. Ketika di rumah pamannya nanti, pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu dan mengepel lantai akan menjadi pekerjaan rutin setiap harinya.

Masa-masa SMP David penuh dengan ketidaknyamanan dan kesibukkan, waktu untuknya bermain bersama teman-teman sebayanya sangatlah sedikit, bahkan jarang sekali ia keluar rumah. David melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Adau, selama sekolah ia banyak mengukir prestasi.

Setiap harinya, David harus mengayuh sepeda untuk pergi ke sekolahnya. Ia dijuluki si cebol, karena postur tubuhnya yang kecil. Namun kecebolan tersebut tidak menghalangi David untuk bisa melakukan sesuatu yang besar, mengukir nama dan prestasinya.

Prestasi dan bakat David tampak menonjol ketika ia masuk SMA. Namanya terpampang, urutan teratas pada papan pengumuman tes masuk SMA N 1 Adau. Sungguh capaian yang besar bagi si cebol ini. Kebanggaan dan sukacita tentu ia rasakan, terlebih lagi kedua orang tuanya.

Bagaimana dengan masa-masa SMA David?
****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar