Kisah Inspiratif: #1 Jangan Takut dengan Mimpi yang Tinggi
Namanya
David, ia adalah seorang anak desa yang sekarang sedang menjadi pembicaraan
hangat di desanya. Ia baru saja mendapatkan beasiswa penuh di University of
Tokyo Jepang. Tak disangka-sangka, kini anak desa yang sangat jauh dari pusat
kota bisa bersekolah di Negeri Sakura. David dilahirkan pada 06 Agustus 1997 di
pedalaman Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Barat. Desa tempat ia dilahirkan
sangatlah jauh dari pusat kotanya, berjarak 160 km dari ibu kota kabupaten dan
kurang lebih 499 km dari ibu kota provinsinya. Desa kelahiran David tidak
pernah padam listriknya, karena memang tidak ada listrik disana. Nama Desanya
adalah Longsong, desa ini dihuni oleh penduduk yang mayoritas sukunya adalah
Suku Dayak Pedalaman.
Image source: www.kampungwallpaper.blogspot.com |
Desa
Longsong merupakan salah satu desa yang masuk dalam daftar desa tertinggal di
kabupatennya, dikarenakan faktor kemiskinannya tinggi dan akses jalan menuju
desa ini sangatlah terbatas, jalannya setapak berlobang-lobang, tidak ada akses
mobil menuju desa ini. Tingkat kemiskinan yang tinggi ini mengakibatkan banyak
dari anak-anak di desa ini putus sekolah dan memilih merantau menjadi seorang
kuli. Berbeda dengan David yang memiliki semangat yang tinggi dengan mimpinya,
ia sanggup merantau ke kota untuk melanjutkan pendidikannya. Setamat dari SD,
David berpamitan dengan kedua orang tuanya untuk pergi merantau, mengejar dan
meraih mimpi-mimpinya.
Di
Kota, David akan tinggal bersama pamannya, yang merupakan seorang guru di
sebuah SMP, SMP N 4 Adau. David adalah tipikal anak yang rajin dan semangat
dalam mengerjakan sesuatu. Ia juga merupakan seorang pekerja keras, sama
seperti kedua orang tuanya. Ayah dan ibu David merupakan seorang petani, pergi
subuh dan pulang siang sudah menjadi kebiasaan mereka ketika menoreh kebun
karet dan sambil berladang. Ketika di rumah pamannya nanti, pekerjaan rumah
seperti mencuci piring, menyapu dan mengepel lantai akan menjadi pekerjaan
rutin setiap harinya.
Masa-masa
SMP David penuh dengan ketidaknyamanan dan kesibukkan, waktu untuknya bermain
bersama teman-teman sebayanya sangatlah sedikit, bahkan jarang sekali ia keluar
rumah. David melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Adau, selama sekolah ia
banyak mengukir prestasi.
Setiap
harinya, David harus mengayuh sepeda untuk pergi ke sekolahnya. Ia dijuluki si
cebol, karena postur tubuhnya yang kecil. Namun kecebolan tersebut tidak
menghalangi David untuk bisa melakukan sesuatu yang besar, mengukir nama dan
prestasinya.
Prestasi
dan bakat David tampak menonjol ketika ia masuk SMA. Namanya terpampang, urutan
teratas pada papan pengumuman tes masuk SMA N 1 Adau. Sungguh capaian yang
besar bagi si cebol ini. Kebanggaan dan sukacita tentu ia rasakan, terlebih
lagi kedua orang tuanya.
Bagaimana dengan masa-masa SMA
David?
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar